Tampilkan postingan dengan label Tugas Soft Skill. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tugas Soft Skill. Tampilkan semua postingan
Pandu Arief Setiadi

Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi membawa pengaruh besar terhadap cara pandang, gaya hidup manusia dan efisiensi waktu. Hal ini mengakibatkan kebutuhan manusia semakin besar. Untuk itu manusia sentiasa memenuhi kebutuhannya dengan cepat dan praktis. Begitu pula kebutuhan akan transportasi dan informasi yang dianggap sangat penting. Dimana seseorang membutuhkan waktu yang cepat dengan proses yang tidak sukar. Waktu adalah hal yang paling berharga bagi orang yang memiliki tingkat kesibukan yang tinggi. Dengan adanya jasa travel kami membantu anda yang ingin melakukan perjalanan ke luar kota sendiri atau bersama keluarga.

Demikian pula perkembangan teknologi yang memberikan kepuasan perolehan informasi dengan cepat dan praktis adalah adanya media internet. Dengan adanya media internet, maka informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh kapan saja, praktis dan cepat. Dahulu media yang dipakai dianggap kurang praktis sehingga informasi yang diperoleh kurang akurat. Oleh karena itu adanya teknologi internet dipandang dapat menutupi kekurangan media-media terdahulu. Kemudian kami juga menyediakan I-Lounge untuk melepas rasa jenuh disaat Anda menunggu keberangkatan.


ASPEK UMUM DAN ORGANISASI


Organisasi

a. Bagan organisasi tersebut di buat agar memudahkan mengenai kepemimpinan organisasi dan dalam pembagian pekerjaan sesuai dengan divisi masing-masing.

b. Tingkat jabatan

• Pimpinan, Manajer, Karyawan, Security


Personalia

a. Kebutuhan tenaga kerja Kami dalam menjalankan usaha travel membutuhkan kurang lebih 30 tenaga kerja dengan rincian sebagai berikut ;

• Pimpinan 1 orang, Manajer 4 orang, karyawan 8 orang, Driver 6 orang,

Clining Service 3 orang, Satpam 2 orang.

b. Tingkat balas jasa

Tingkat balas jasa berupa Gaji,dan THR.


ASPEK PEMASARAN


Segmentasi, Targeting dan Positioning

a. Segmentasi

Yang menjadi segmen dari usaha travel adalah segmen menengah dan menengah ke atas.

b. Targeting

Yang menjadi target market adalah semua kalangan yang membutuhkan dan para ekskutif muda yang memiliki mobilitas tinggi.

c. Positioning

Kami ingin meenciptakan image atau citra perusahaan di benak konsumen sebagai usaha travel yang nyaman, tepat waktu, dan aman serta harga yang terjangkau.

Permintaan

a. Perkembangan permintaan saat ini

Dewasa ini, kalau kita cermati, permintaan akan jasa travel semakin meningkat, dikarenakan banyaknya masyarakat yang memerlukan kemudahan transportasi yang cepat dan tepat waktu ke tempat yang dituju.


b. Prospek permintaan di masa yang akan datang

Dengan berkembangnya jasa travel yang relative tinggi akan menyebabkan kondisi persaingan harga antar pesaing. Kondisi tersebut akan memunculkan titik balik dimana akan ditandai dengan berkurangnya permintaan akan jasa travel tersebut, dan konsumen beralih ke jasa travel yang lebih murah. Terlebih ketika sekarang sedang ada trend dari masyarakat yang lebih menyukai transportasiyang aman, cepat, dan tepat waktu tanpa melalui terminal bus dan ini akan memunculkan peluang bagi kegiatan bisnis disektor transportasi.


Penawaran

a. Perkembangan penawaran saat ini

Perkembangan penawaran disektor jasa travel pada saat ini mulai berkembang. Hal tersebut disebabkan karena sector usaha ini belum dibidik dan dikelola secara serius. Oleh karena itu, agar jasa travel menjadi lebih baik maka perlu peningkatan penawaran yang memberikan nilai lebih baik bagi konsumen.


b. Prospek penawaran di masa yang akan datang

Mengingat adanya peluang yang besar dalam usaha travel pada masa yang akan datang, maka perlu adanya penawaran jasa yang memberikan nilai lebih dan manfaat bagi konsumen. Penawaran tersebut akan semakin variatif maupun lebih kompetitif karena sudah ditunjang dengan perangkat teknologi informasi yang memberikan kemudahan bagi konsumen dalam melakukan transaksi sebatas bertukar informasi.Oleh karena itu, bagi pelaku usaha di sector ini harus mampu melakukan penawaran yang inovatif untuk menarik pasar.


Program Pemasaran

a. Tingkat pelayanan

Dalam memasarkan jasa travel,kami memberikan layanan yang memuaskan melalui layanan peminjaman modem, pemberian asuransi jiwa, penjemputan gratis sebelum keberangkatan, dan air minum gratis.

b. Penetapan harga

Penetapan harga yang akan dilakukan adalah dengan menetapkan harga berdasarkan tingkat keberlangsungan usaha, dimana kami mencari keuntungan yang relative sehingga dapat menjalankan usaha secara kontinyu untuk meningkatkan pangsa pasar.

c. Kegiatan promosi

Beberapa kegiatan promosi yang dilakukan adalah dengan melalui promosi di media masa cetak, leaflet dan spanduk, serta siaran di beberapa stasiun rasio lokal, maupun sebagai sponsor kegiatan masyarakat ataupun instansi pemerintah/swasta.


ASPEK TEKNIS DAN OPERASI


Rencana Pengembangan

a. Evaluasi lokasi

Lokasi yang akan kami pilih untuk mendirikan bangunan sebagai tempat usaha Pusaka Randu adalah di Jalan Pramuka raya No.60 Jakarta Timur.

b. Sarana dan prasarana

• Sarana yang akan kami gunakan untuk menunjang kegiatan usaha kami adalah dengan menmanfatkan : Mesin Kasir, TV, AC, Modem, Toilet, Ruang Tunggu, Tempat parkir, kendaraan,dll

• Sedangkan untuk prasarananya kami menggunakan bangunan seluas 210 m2 untuk kantor.

c. Tenaga ahli dan tenaga biasa

Tenaga ahli yang kami pekerjakan untuk menunjang kelancaran usaha travel kami adalah tenaga ahli pemasaran, keuangan, operasional dan SDM serta teknisi sarana dan prasarana pendukung usaha. Sedangkan untuk tenaga biasa yang kami gunakan adalah wiraniaga, tenaga srabutan dan bagian cleaning service.

d. Bahan – bahan utama

Bahan utama yang digunakan dalam menjalankan usaha jasa travel antara lain : kendaraan travel dengan kualitas yang baik dan 2 buah kendaaraan operasional untuk ekskutif.

e. Bangunan dan tata letak bangunan

Berkaitan dengan bangunan dan tata letak bangunan, jasa travel Pusaka Randu akan didirikan di atas tanah seluas 900 m2 dimana luas tanah untuk mendirikan bangunan kantor seluas 210 m2, 600m2 untuk tempat parkir dan sisa 90m2 untuk taman. Bentuk bangunan berupa ruangan berlantai 2. Tata letak bangunan antara lain bangunan utama sebagai tempat transaksi penjualan tiket, tempat parkir, loby, ruang informasi dan, toilet.


Rencana Pengoperasian Usaha.

a. Proses Operasi Usaha

Proses operasi perusahaan meliputi rencana penjualan tiket, penjadwalan pegawai dan penggajian, pengawasan kualitas, dan pengawasan biaya penjualan tiket dan pemesanan tiket.

b. Kegiatan perawatan mesin

Kegiatan perawatan mesin kami menggunakan tenaga ahli mesin sesuai dengan mesin – mesin yang kami gunakan. Misalnya perawatan kendaraan, perawatan AC. Perawatan dilakukan secara berkala dan berkelanjutan dengan menggunakan tenaga ahli dari mitra kerja kami.


ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL

Penambahan Devisa

Adanya investasi di dalam usaha jasa travel membawa dampak terhadap devisa negara Indonesia meningkatkan minat pariwisata daerah Bandung. Pendapatan pemerintah meningkat melalui pajak penghasilan yang harus dibayarakan oleh travel Pusaka Randu dan banyaknya wisatawan yang datang ke Bandung untuk berwisata dan berbisnis dengan menggunakan jasa travel ini.


Penyerapan tenaga kerja

Travel Pusaka Randu memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja sebanyak 27 orang dan memperkecil angka pengangguran di masyarakat.


Dampak terhadap lingkungan masyarakat

a. Adanya peningkatan ekonomi masyarakat khususnya para karyawan.

b. Adanya lowongan lapangan pekerjaan baru

c. Mempermudah masyarakat menggunakan transportasi yang aman dan nyaman.

Pandu Arief Setiadi
Krisis perbankan yang terjadi seiring dengan terjadinya krisis moneter pada pertengahan tahun 1997 telah menimbulkan malapetaka bagi perbankan nasional. Pengalaman masa krisis telah memberikan harapan kepada masyarakat akan hadirnya alternatif perbankan yang dikelola berdasarkan prinsip syariah.

Untuk lebih mendorong perkembangan perbankan syariah pemerintah telah menerbitkan UU No 10 tentang perubahan UU No 7 tahun 1992 tentang perbankan. Hal ini memberikan landasan hukum yang lebih jelas dan menandai diberlakukannya sistem perbankan ganda (dual banking system). Dengan sistem ini bank konvensional diizinkan membuka unit usaha syariah tanpa perlu mengkonversi seluruhnya menjadi bank syariah. Akibatnya terjadi perkembangan yang sangat pesat dalam industri perbankan syariah. Namun demikian, kontribusi perbankan syariah masih sangat kecil dibandingkan dengan perbankan konvensional. Aset perbankan syariah tahun 2002 sebesar Rp 4,1 trilyun, jimlah itu meningkat secara signifikan sebesar Rp 1,4 trilyun atau 50,3% dibanding tahun 2001. Sedangkan kontribusinya terhadap perbankan nasional hanya sekitar 0,25% pada tahun 2001 dan meningkat menjadi sekitar 0,37% tahun 2002. Sementara itu pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah mengalami peningkatan sebesar 19,72%, tabungan 38,03% dan deposito 90,4%.

Bank Jabar adalah bank umum pertama di Jawa Barat dan bank pembangunan daerah pertama di Indonesia yang beroperasi dengan prinsip syariah. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang selama ini tidak dapat dipenuhi oleh perbankan konvensional. Hal ini sejalan dengan besarnya potensi masyarakat Jawa Barat yang lebih dari 98% beragama islam dan pesatnya perkembangan ekonomi dan industri di Jawa Barat. Namun demikian, Divisi Usaha Syariah yang didirikan tahun 2000, kontribusinya masih terlalu kecil dibandingkan dengan sistem konvensional. Untuk dana pihak ketiga kontribusinya pada tahun 2001 hanya 0,2% dan tahun 2002 meningkat menjadi 0,4%. Sementara dari sisi pertumbuhan unit usaha syariah menunjukkan pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan dengan sistem konvensional, yaitu untuk dana pihak ketiga (DPK) sebesar 74% dan konvensional hanya 34%. Sedangkan pembiayaan syariah tumbuh sebesar 49% dan konvensional hanya 24%. Hal ini mengindikasikan bahwa unit syariah memiliki prospek yang baik di masa depan, namun besarnya potensi bank syariah di Jawa Barat belum digali secara optimal. Karena itu perlu diketahui posisi atau keberadaan dari tiap produk syariah baik giro wadiah, tabungan mudharabah, deposito mudharabah maupun pembiayaan syariah dan strategi pengembangannya agar memberikan kontribusi yang optimal.

Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana posisi bersaing Bank Jabar Syariah, (2) bagaimana posisi atau keberadaan masing-masing produk yaitu giro wadiah, tabungan mudharabah, deposito mudharabah, dan pembiayaan dalam bisnis syariah., dan (3) bagaimana implikasi strategis masing-masing produk yang sesuai dengan posisi produk saat ini dan bagaimana pengembangannya di masa depan. Selanjutnya penelitian ini dilakukan dengan tujuan (1) menganalisis posisi bersaing Bank Jabar Syariah dalam industri perbankan syariah, (2) menganalisis posisi produk syariah dalm matriks portofolio, dan (3) merekomendasikan alternatif strategi yang sebaiknya diterapkan bagi masing-masing produk syariah.

Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Untuk jenis data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan kuesioner dan observasi langsung di lapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui data internal perusahaan, studi kepustakaan, laporan /tulisan, statistik perbankan syariah. Teknik pengambilan contoh (responden) menggunakan pendekatan purposive sampling dan responden yang dipilih adalah Pemimpin Divisi, Bagian Pengembangan Bisnis Syariah, Bagian Pembiayaan dan Operasional, Kepala Seksi KIC (Kontrol Intern Cabang), dan Seksi Pemasaran. Analisis data menggunakan matriks CPM (Competitive Profil Matrix) dan matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation) untuk menganalisis posisi bersaing perusahaan dan alternatif strategi korporasi. Sedangkan untuk menganalisis posisi masing-masing produk menggunakan matriks BCG (Boston Consulting Group) dan GE (General Matrix).

Berdasarkan hasil analisis matriks CPM terhadap empat bank syariah dengan jumlah aset terbesar, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, dan Bank Jabar Syariah, diperoleh faktor-faktor strategis yang harus diperhatikan dalam bisnis bank syariah. Faktor-faktor tersebut adalah (1) pangsa pasar, (2) market area coverage, (3) produk unik dan spesifik (inovatif), (4) teknologi, profitabilitas, dan efisiensi, (5) pelayanan, dan (6) variasi produk. Bank Jabar Syariah memiliki posisi bersaing paling lemah dibandingkan tiga pesaing utamanya. Karena itu untuk meningkatkan daya saing dalam industri perbankan syariah, faktor strategis yang perlu diperhatikan manajemen adalah peningkatan pangsa pasar, perluasan market area coverage atau jaringan pelayanan yang didukung dengan produk yang inovatif dan teknologi. Kemudian dalam rangka meningkatkan pelayanan, diperlukan standard pelayanan yang sama baiknya di setiap cabang, seperti pelayanan yang terdapat di Bank Jabar Syariah Cabang Bandung.

Hasil analisis Matriks SPACE menunjukkan bahwa Bank Jabar Syariah berada pada profil agresif dengan arah vektor bersifat positif untuk kekuatan keuangan dan kekuatan industri. Alternatif strategi yang mungkin dilakukan perusahaan adalah market penetration, market development, product development, concentric diversification, horizontal diversification, atau strategi kombinasi di antara strategi yang dimaksud.

Untuk menganalisis portofolio produk digunakan dua alat analisis, yaitu analisis matriks BCG dan GE. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah produk penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang terdiri dari giro wadiah, tabungan mudharabah, deposito mudharabah; dan produk pembiayaan atau penyaluran dana.

Hasil analisis BCG menunjukkan bahwa pangsa pasar relatif Bank Jabar Syariah untuk produk giro wadiah, tabungan mudharabah, deposito mudharabah dan pembiayaan jauh lebih kecil dibandingkan dengan Bank Muamalat, sebagai pemimpin pasar (market leader). Sementara itu produk berada dalam industri perbankan syariah yang tumbuh dengan tinggi dan dinamis. Pada kondisi saat ini, baik untuk produk penghimpunan dana pihak ketiga maupun pembiayaan seluruhnya berada pada posisi bisnis "tanda tanya" atau question marks. Posis terbaik di masa depan adalah keseluruhan produk bergeser menjadi "bintang" atau stars, dengan melakukan strategi intensif melalui market penetration, market development, dan product development.

Hasil analisis portofolio produk dengan matriks GE didasarkan pada dua dimensi, yaitu dimensi daya tarik industri dan kekuatan bisnis. Dari hasil penilaian kedua faktor tersebut untuk kondisi saat ini semua produk berada pada posisi selektif. Sedangkan pada kondisi masa depan diharapkan posisi bisnis dari seluruh produk bergeser ke posisi pertumbuhan selektif. Adapun alternatif strategi untuk mencapai posisi bisnis pertumbuhan selektif untuk semua produk adalah memimpin pasar berdasarkan segmen, memperbaiki kelemahan dan membangun keunggulan.

Beberapa implikasi strategis berdasarkan hasil analisis matriks BCG dan GE, yang dapat direkomendasikan adalah sebagai berikut:

1. Giro Wadiah

a. Peningkatan pangsa pasar dengan melakukan edukasi pasar, terutama kepada pasar mengambang (floating market). Disamping itu mengoptimalkan jaringan kantor cabang yang ada dengan melakukan pemasaran yang lebih agresif melalui peningkatan promosi dan dukungan terhadap kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan.

b. Menentukan pasar sasaran yang jelas berdasarkan segmen.

c. Melakukan pengembangan pasar, dengan membuka jaringan layanan yang baru dengan membuka cabang baru atau memanfaatkan kantor cabang konvensional dengan menerapkan dual transaction system.

d. Melakukan investasi untuk mendukung perbaikan pelayanan kepada nasabah.

e. Melakukan pengembangan produk melalui penambahan fitur dan fasilitas produk yang berbasis teknologi.

f. Melakukan aliansi strategis untuk memperoleh akses teknologi.

g. Melakukan kerjasama dengan lembaga ekonomi internasional dan kekuatan ekonomi lainnya, dalam rangka investasi dan pemasaran

h. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia agar memiliki kompetensi dan integritas.


2. Tabungan Mudharabah

a. Peningkatan pangsa pasar dengan melakukan edukasi pasar, terutama kepada pasar mengambang (floating market). Disamping itu mengoptimalkan jaringan kantor cabang yang ada dengan melakukan pemasaran yang lebih agresif melalui peningkatan promosi dan dukungan terhadap kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan.

b. Menentukan pasar sasaran yang jelas berdasarkan segmen.

c. Menciptakan hadiah dan insentif yang menarik nasabah dalam rangka peningkatan pangsa pasar dan daya tarik produk.

d. Melakukan pengembangan pasar, dengan membuka jaringan layanan yang baru dengan membuka cabang baru atau memanfaatkan kantor cabang konvensional dengan menerapkan dual transaction system.

e. Melakukan investasi untuk mendukung perbaikan pelayanan kepada nasabah.

f. Melakukan pengembangan produk melalui penambahan fitur dan fasilitas produk yang berbasis teknologi.

g. Melakukan aliansi strategis untuk memperoleh akses teknologi.

h. Melakukan kerjasama dengan lembaga ekonomi internasional dan kekuatan ekonomi lainnya, dalam rangka investasi dan pemasaran

i. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia agar memiliki kompetensi dan integritas.


3. Deposito Mudharabah

a. Peningkatan pangsa pasar dengan melakukan edukasi pasar, terutama kepada pasar mengambang (floating market). Disamping itu mengoptimalkan jaringan kantor cabang yang ada dengan melakukan pemasaran yang lebih agresif melalui peningkatan promosi dan dukungan terhadap kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan.

b. Menentukan pasar sasaran yang jelas berdasarkan segmen.

c. Melakukan pengembangan pasar, dengan membuka jaringan layanan yang baru dengan membuka cabang baru atau memanfaatkan kantor cabang konvensional dengan menerapkan dual transaction system.

d. Melakukan investasi untuk mendukung perbaikan pelayanan kepada nasabah.

e. Melakukan pengembangan produk melalui penambahan fitur dan fasilitas produk yang berbasis teknologi.

f. Melakukan aliansi strategis untuk memperoleh akses teknologi.

g. Melakukan kerjasama dengan lembaga ekonomi internasional dan kekuatan ekonomi lainnya, dalam rangka investasi dan pemasaran

h. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia agar memiliki kompetensi dan integritas.

4. Pembiayaan

a. Peningkatan pangsa pasar dengan melakukan edukasi pasar, terutama kepada pasar mengambang (floating market). Disamping itu mengoptimalkan jaringan kantor cabang yang ada dengan melakukan pemasaran yang lebih agresif melalui peningkatan promosi dan dukungan terhadap kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan.

b. Menentukan pasar sasaran yang jelas berdasarkan segmen.

c. Melakukan pengembangan pasar, dengan membuka jaringan layanan yang baru dengan membuka cabang baru atau memanfaatkan kantor cabang konvensional dengan menerapkan dual transaction system.

d. Melakukan investasi untuk mendukung perbaikan pelayanan kepada nasabah.

e. Melakukan pengembangan produk melalui penambahan fitur dan fasilitas produk yang berbasis teknologi, seperti syariah charge card (kartu isi ulang syariah) atau kartu kredit syariah (islamic credit card) dan produk pembiayaan lainnya yang berbasis mudharabah dan musyarakah.

f. Melakukan aliansi strategis untuk memperoleh akses teknologi.

g. Meningkatkan kualitas pelayanan dan kemudahan persyaratan pembiayaan.

h. Melakukan kerjasama dengan lembaga ekonomi internasional dan kekuatan ekonomi lainnya, dalam rangka investasi dan pemasaran

i. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia agar memiliki kompetensi dan integritas.

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis yang telah dilakukan ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan sebagai berikut: (1) Mengingat perusahaan tidak dapat melepaskan diri dari perubahan lingkungan yang berubah dengan cepat, dinamis dan bersifat turbulen, maka disarankan untuk senantiasa responsif dan adaptif, sehingga dapat disesuaikan dengan strategi yang akan dirumuskan, (2) Perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan skala prioritas alternatif strategi yang akan diimplementasikan, dan (3) Sesuai dengan kondisi perusahaan pada masa mendatang, kekuatan bisnis perusahaan, walaupun ada peningkatan, tetap berada dalam kategori sedang. Daya saing perusahaan perlu terus didorong agar kekuatan bisnisnya meningkat menjadi kategori tinggi, dengan cara mengkaji peningkatan status penanganan bisnis syariah dari setingkat divisi, menjadi setingkat direktur atau bahkan menjadi bank umum

sumber : http://elibrary.mb.ipb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=mbipb-12312421421421412-asepyusupw-436
Pandu Arief Setiadi
Pemasaran word of mouth merupakan jenis pemasaran yang paling disukai oleh perusahaan. Pelanggan membicarakan mengenai brand Anda kepada keluarga dan kerabatnya, siapa yang tidak menginginkan hal tersebut? Sementara itu, perusahaan pun tidak perlu memasang anggaran iklan yang jor-joran.

Produk, layanan dan pengalaman pelanggan yang menyenangkan otomatis akan mendorong pelanggan melakukan word of mouth. Namun, bukan berarti perusahaan tidak dapat mendorong terjadinya hal ini.

Berikut ini adalah lima langkah yang dapat Anda lakukan untuk menstimulasi WOM, seperti ditulis di Duct Tape Marketing:

1. Ask them
Tanyakan pada pada pelanggan mengenai hubungan antara produk/layanan Anda dengan mereka: apa yang mereka beli, motivasinya, lalu apa yang mereka rekomendasikan kepada teman mengenai Anda. Selain itu, tanyakan juga ini melalui social media seperti chat room, Twitter hingga blog. Dengan demikian, maka Anda akan memahami value yang utama di mata pelanggan mengenai produk/layanan Anda.

2. Teach them
Pelanggan juga perlu distimulasi untuk menulis, dan mungkin butuh bantuan lebih untuk merangkai kata-kata. Sehingga, Anda mungkin dapat mengajarkan kepada pelanggan bagaimana menuliskan sebuah review, dan menjelaskan keunikan dari perusahaan Anda.

3. Include Them
Orang biasanya sering jika dilibatkan dengan produk/layanan yang mereka sukai. Anda dapat meminta nasihat kepada sekelompok pelanggan terkait dengan sejumlah inisiatif maupun langkah pemasaran. Ini akan memberikan sense of belonging dari pelanggan terhadap perusahaan, sehingga otomatis mereka menjadi advocate.

4. Star Them
Pelanggan biasanya punya pengalaman unik ataupun testimonial mengenai produk Anda. Anda dapat memanfaatkannya dengan cara merekamnya lewat video, misalnya dengan melakukan wawancara dengan pelanggan terkait pengalamannya. Ini merupakan pengalaman original yang berharga. Atau selenggarakan customer gathering dimana pelanggan bisa saling sharing mengenai pengalamannya dengan brand Anda.

5. Surprise them
Terakhir, yakni memberikan kejutan kepada pelanggan. Kejutan ini bisa apa saja, berupa pelayanan yang tidak mereka perkirakan, hingga recovery yang jauh melampaui ekspektasi. Intinya adalah Anda memberikan suatu pengalaman pelanggan yang tidak terlupakan, dan mendorong mereka untuk berbicara mengenainya. Contohnya adalah pelanggan yang dikirimi sepatu baru tidak sampai 24 jam setelah ia menelpon ke toko karena sepatu yang dipesannya secara online terlalu kecil.

Dari saya, ada tambahan satu lagi.

6. Reward Them
Ketika pelanggan melakukan word of mouth yang hasilnya memuaskan bagi Anda, maka berikan apresiasi kepada mereka. Misalnya salah seorang teman yang pernah memperoleh hadiah dari PR sebuah perusahaan karena memuat sebuah artikel mengenai produknya dib log. Selain itu, reward juga bisa diadakan sebagai pemicu, misalnya menyelenggarakan kontes. Kontes yang sedang marak sekarang adalah meminta pelanggan untuk menuliskan pengalamannya dengan suatu produk, dan perusahaan menyediakan sejumlah hadiah untuk pengalaman terbaik.

Intinya, selain meningkatkan kualitas produk, layanan dan pengalaman pelanggan, maka Anda juga dapat menstimulasi terjadinya WOM ini. Buzz yang ada akan menjadikan brand Anda semakin besar.


link yang berkaitan : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2903338 , http://managementfile.com/journal.php?id=201&sub=journal&page=sales&awal=0
Pandu Arief Setiadi
Masyarakat pada umumnya mengira bahwa akuntansi sekadar pembukuan yang mencatat pemasukan dan pengeluaran uang. Setelah terjadi kasus-kasus skandal korporasi besar di Amerika Serikat, yang melibatkan perusahaan raksasa, seperti Enron dan Worldcom, masyarakat dunia terperanjat karena skandal-skandal perusahaan besar yang menipu masyarakat justru terjadi di negara yang selama ini dianggap sebagai barometer berbagai aturan dan standar mengenai bursa saham, profesi akuntan, dan transparansi dalam laporan keuangan.

Lalu, masyarakat di mana-mana bertanya faktor apa gerangan yang mendorong dan menyebabkan terjadinya skandal-skandal itu, yang melibatkan secara kasatmata profesi akuntan khususnya mereka yang memeriksa laporan keuangan perusahaan yang dilakukan Kantor Akuntan Publik (KAP) atau yang dikenal pula dengan istilah Independent Auditor. Tidak tanggung-tanggung, dalam kasus kejahatan korporasi itu melibatkan Kantor Akuntan Publik global yang termasuk dalam kelompok lima besar, yaitu Arthur Andersen.

Meskipun yang diekspos di media massa global hanya Enron, Worldcom, dan Xerox, sebetulnya ada sejejer lagi nama perusahaan lain dengan kemungkinan terjadi praktek manipulasi dalam bidang akuntansi, sehingga laporan keuangannya menyesatkan dan tentu akibatnya merugikan publik.

Laporan keuangan yang manipulatif, misalnya dengan cara menggelembungkan pendapatan, mengakibatkan harga saham menjadi tinggi sekali, jauh di atas harga yang sebenarnya. Hal ini mengakibatkan para pembeli saham yang baru pasti merugi, dan sebaliknya, para pemegang saham yang sudah ada akan menjual saham mereka dan akan meraih keuntungan yang luar biasa. Di antara pemegang saham ini tidak tertutup kemungkinan para pemimpin perusahaan dan mereka yang dekat dengan pemimpin perusahaan, termasuk para elite politik di Amerika Serikat.

Kejahatan korporasi di Amerika ini terjadi di tengah-tengah ekonomi Amerika yang lesu setelah terjadinya tragedi 11 September yang menimbulkan luka yang dalam bagi perekonomian Amerika. Akibatnya, bursa saham di Amerika--termasuk Wall Street--mengalami guncangan karena mereka kehilangan kepercayaan terhadap laporan-laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang memperdagangkan saham mereka di bursa saham. Hal ini pula yang semakin mendorong anjloknya indeks Dow Jones dan Nasdaq.

Kejahatan korporasi di Amerika ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat bisnis dunia, termasuk Indonesia, tentang integritas, kredibilitas, dan profesionalisme para pemimpin perusahaan di Amerika dan Kantor Akuntan Publik global yang termasuk dalam kelompok lima besar. Untungnya, berkat tekanan pers dan publik serta kepentingan nasional Amerika sendiri, Kongres Amerika Serikat segera mensponsori suatu Rancangan Undang-Undang tentang Reformasi Perusahaan dan Profesi Akuntansi.

RUU ini disponsori oleh Paul Sarbanes, anggota Senat, dan Michael Oxley, anggota Kongres, dan karenanya dikenal dengan Sarbanes-Oxley Act 2002, yang mulai diberlakukan akhir Juli 2002. RUU ini bertujuan untuk semakin memperkecil ruang bagi terjadinya kecurangan-kecurangan yang dilakukan perusahaan dengan bantuan Kantor Akuntan Publik. Dengan demikian, diharapkan dapat memperbaiki praktek good corporate governance.

Dalam RUU ini, misalnya, diatur perlunya pembentukan suatu badan pengawas atau oversight board yang akan mengawasi para pelaku pasar modal. Demikian pula, oversight board dibentuk untuk mengawasi Kantor Akuntan Publik (Independent Auditor) yang selama ini seakan-akan bebas melaksanakan praktek audit tanpa ada pihak yang mengawasi.

Dalam RUU ini juga ditentukan bahwa Kantor Akuntan Publik dilarang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bukan termasuk pekerjaan auditing seperti merancang sistem informasi, jasa penilai, penasihat investasi.

Lalu, bagaimana kita di Indonesia menanggapi hal ini, khususnya bagi profesi akuntan menjelang perhelatan akbar Kongres Ikatan Akuntan Indonesia yang akan digelar pada 25-27 September 2002 di Jakarta. Secara jujur harus diakui, sebagaimana lembaga-lembaga profesi lainnya, profesi akuntan Indonesia masih rawan terhadap berbagai praktek yang menyimpang dari kode etik dan standar akuntansi.

Kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan perlu dipulihkan, dan hal itu sepenuhnya tergantung pada praktek profesional yang dijalankan oleh para akuntan, terutama mereka yang membuka praktek sebagai Kantor Akuntan Publik. Jangan sampai terjadi bahwa para akuntan sekadar memenuhi permintaan kliennya dengan imbalan bayaran yang lumayan sehingga sekadar bertindak sebagai juru masak atau tukang jahit.

Kongres yang akan datang seharusnya menjadi forum untuk melakukan pembenahan profesi secara total dan seraya memutakhirkan profesi ini dengan berbagai aturan dan standar yang berkembang di dunia internasional, termasuk materi yang dimuat dalam Sarbanes-Oxley Act 2002 sebagaimana dikutip di atas.

Jangan sampai terjadi kejahatan korporasi dan praktek akuntansi yang menyimpang, seperti terjadi di Amerika Serikat, dijadikan alibi untuk meneruskan dan membenarkan tindakan-tindakan manipulasi oleh para pelaku bisnis dan profesi akuntan dengan dalih "wong di Amerika saja terjadi praktek seperti itu".

Yang harus kita tiru adalah hal yang baik yang datang dari mana pun. Adapun yang jelek, meskipun datangnya dari Amerika, jangan diambil.

Oleh : Mar'ie Muhammad

Sumber : http://akuntankita.weebly.com/article-akuntansi3.html